Selasa, 02 Oktober 2012

SASTRA MELAYU KLASIK


A. Mengidentifikasi karya sastra Melayu Klasik

  ciri-ciri sastra secara fisik (bentuk) dan batin (isi) yang dapat dijadikan pembeda sastra lama dan sastra baru.
Ciri-Ciri Sastra Lama

1. Bersifat lisan dan tulisan, bahasa sudah Bersifat lisan (dari mulut ke mulut).
2. Bersifat anonim atau tanpa nama.
3. Bersifat komunal (milik bersama).
4. Bersifat statis (relatif tidak ada karya-karya baru, hanya perubahan bentuk dari yang lama).
5. Masih mencerminkan keterikatan terhadap aturan-aturan hidup bermasyarakat secara kaku.
6. Terbitan dan cetakannya tidak berangka tahun.
7. Istana sentris, sumber cerita adalah kerajaan atau keraton dan keluarga raja.
  
  Salah satu bentuk cerita lama atau klasik adalah hikayat, yaitu karya sastra lama Melayu yang berbentuk prosa yang berisi cerita, undang-undang, dan silsilah bersifatrekaan, keagamaan, sejarah, biografi, atau gabungan sifat-sifat itu dibaca untuk pelipur lara, pembangkit semangat juang, atau sekadar untuk meramaikan pesta. Contoh:
– Hikayat Hang Tuah
– Hikayat Perang Palembang Kerajaan atau Keraton
– Hikayat Seribu Satu Malam

B. Menentukan struktur (unsur) karya sastra Melayu Klasik

   Bentuk cerita lama atau klasik adalah hikayat, dongeng, legenda, epos, silsilah, fabel, parabel, dan cerita rakyat. Unsur-unsur intrinsik karya sastra meliputi sebagai berikut.
1. Tema, yaitu pokok pikiran yang menjadi jiwa dan dasar cerita. Tema dibedakan menjadi dua, yaitu tema mayor dan tema minor.
a Tema mayor: tema yang merupakan pusat pikiran cerita.
b Tema minor: tema yang merupakan rincian atau bagian dari tema mayor yangbiasanya dapat dirumuskan dari setiap kejadian dalam cerita.
2. Alur atau plot, yaitu rangkaian peristiwa yang dibuat dan dijalin dengan teliti untuk membentuk suatu cerita dalam hubungan sebab akibat. Secara garis besar, alur dibedakan menjadi alur maju dan alur mundur.
3. Latar cerita/setting, yaitu sesuatu yang melingkupi pelaku atau kejadian-kejadian dalam cerita. Latar cerita mencakup:
a. latar waktu (siang, dahulu kala, tahun 1945, dan sebagainya);
b. latar tempat (di sekolah, di kantor, di suatu kota, di laut, dan sebagainya);
c. latar suasana/situasi (sedih, gembira, lengang, sepi, gaduh, dan sebagainya);
d. latar alat (cangkul, pulpen, televisi, tali, dan sebagainya).
4. Penokohan, yaitu penentuan dan penciptaan citra/image (biasanya berupa gambaran watak atau sifat) pelaku atau tokoh dalam cerita.
5. Sudut pandang/point of view, yaitu cara pandang pengarang dalam menceritakan suatu cerita. Ada beberapa sudut pandang.
a Diaan-author observer: pengarang menggunakan orang ketiga (dia). Pengarang seolah-olah tidak mengetahui jalan pikiran pelaku.
b Diaan-author omniscient: pengarang menggunakan orang ketiga (dia). Pengarang seolah-olah mengetahui dan mengatur jalan pikiran pelaku.
c Akuan-author participant: pengarang menggunakan orang pertama (aku).
d Campuran: pengarang menggunakan teknik campuran antara teknik a, b, dan c.
6. Gaya bahasa pengarang (style), yaitu cara pengarang untuk menggunakan bahasa dalam menyajikan pikiran dan perasaannya dalam cerita (ciri khas pengarang).
7. Amanat (message), yaitu gagasan yang mendasari cerita sekaligus pesan yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca.

dan ini contoh cerita melayu klasiknya

cccuuuuuuuuuuusss.....


Indraputera

Indraputera, putra Maharaja Bikrama Puspa adalah seorang putera yang sangat arif bijaksana, lagi terlalu perkasa dan saktinya. Tetapi nasibnya mula-mula tidak seberapa mujur. Semasa masih kecil, ia telah diterbangkan oleh sekor merak emas. Ia jatuh di suatu taman dan dipelihara oleh nenek kebayan. Sesudah beberapa lama ia diangkat menjadi anak perdana menteri.

Tersebutlah perkataan Raja Syahsian tiada mempunyai seorang anak. Pada suatu hari baginda pergi berburu dan melihat seekor kijang menangisi ibunya yang telah dipanah mati. Baginda terharu dan ingin berputera. Kemudian terdengar khabar bahwa di sebuah gunung yang jauh ada tinggal seorang maharesi pertapa yang terlalu sakti, Berma Sakti namanya. Barang siapa ingin beranak boleh meminta obat daripadanya. Akan tetapi, karena tempat gunung terlalu jauh dan harus melewati hutan rimba yang penuh dengan binatang buas, tiada seorang pun yang sanggup pergi ke gunung itu. Indraputera menawarkan diri untuk pergi ke gunung itu.

Maka pergilah Indraputera mencari obat itu. Bermacam-macam pengalaman dialami. Ia pernah bertemu dengan tengkorak yang dapat berkata-kata, membunuh raksasa dan bota yang makan manusia. Ia juga pernah mengunjungi negeri jin Islam, negeri yang penghuninya kera belaka dan kalau siang hari menjadi manusia. Ia bersahabat dengan anak raja-raja yang berasal dari golongan manusia dan jin. Berbagai hikmat diperolehnya; ada hikmat yang dapat menciptakan negeri langkap dengan segalanya, menciptakan angin ribut, menghidupkan orang yang telah mati. Akhirnya sampai ia di gunung tempat pertapaan Berma Sakti. Berma Sakti memberikan obat kepada Indraputera; di samping itu Indraputera juga diajar berbagai hikmat. Berkata Berma Sakti kepada

Indraputera,” Hai anakku, pejamkan matamu dan citalah barang yang engkau kehendaki niscaya sampailah ke tempat itu”. Indraputera memejamkan matanya. ketika dibuka matanya, ia sudah ada kembali di kebun nenek kebayan di negerinya.

Raja Syahsian dan perdana menteri sangat gembita. Setelah memakan obat yang dibawa Indraputera, yaitu sekuntum bunga tunjung, permaisuri hamillah dan melahirkan seorang anakyang elok parasnya yang dinamakan Tuan Puteri Indra Seri Bulan. Pada suatu ketika Indraputera dituduh berbuat jahat dengan dayang-dayang istana dan akhirnya Indraputera dibuang di sebuah negeri yang kotanya terbuat dari batu hitam. Raja negeri ini sangat memuliakan Indraputera dan memberikan hadiah sehelai kain yang dapat menyembuhkan segala macam penyakit kepada Indraputera.

Tuan Puteri Indra Seri Bulan pun besarlah. Ramai anak raja yang datang meminang tuan puteri. Tidak lama kemudian, tuan puteri pun sakit dan semua tabib istana tidak dapat menyembuhkan. Maka gong pun dipalu,” Barang siapa dapat mengobati tuan puteri, jika hina sekalipun bangsanya akan diangkat menjadi menantu raja.” Indraputera muncul dan menyembuhkan tuan putri. setelah dengan berbagai masalah yang menerjang akhirnya Indraputera dapat meminang Tuan Puteri Indra Seri Bulan.


Teriamakasih atas kunjungannya Semoga Bermaanfaat.......
 


2 komentar: